Orang bilang, mencintai tidak membutuhkan alasan.
Bila mencintai memerlukan alasan,
apa alasanmu mencintaiku?
Bila kau mencintaiku karena kekayaanku,
jelas, kau mencintai orang yang salah.
Aku bukan dari keluarga kaya raya.
Biasa saja. Semua serba cukup. Tak perlu bermewah-mewah.
Ada ketika butuh, alhamdulillah.
Bila kau mencintaiku karena harta kekayaanku,
aku takut kamu tidak mampu bertumbuh,
mengembangkan potensi dan tanggung jawabmu
dalam menafkahi keluargamu kelak,
karena kau menggantungkan nasib keluargamu
dari harta kekkayaan orang lain,
bukan hasil jerih payah kita sendiri.
Bila kau mencintaiku karena kecantikan paras dan fisikku,
kau salah telah mencintaiku.
Aku bukan perempuan paling cantik sedunia.
Fisikku biasa saja. Parasku pun.
Jerawat yang mampir setiap bulannya.
Perlengkapan rias pun aku tak pandai menggunakannya.
Bajuku pun tak selalu modis.
Aku takut, bila kau mencintaiku karena kecantikanku,
kau akan menuntutku berdandan ala selebriti papan atas.
Mengikuti mode terkini. Berias dalam segala kesempatan.
Selalu cantik, menawan seperti Barbie.
Kamu tak akan pernah mengizinkanku menjadi diri sendiri.
Bila kau mencintaiku karena kesempurnaan agamaku, kau keliru mencintaiku.
Aku bukan ulama, pun perempuan paling sholehah sedunia.
Aku hanya seorang pembelajar. Yang berusaha istiqamah agar selalu berjuang di jalan-Nya.
Aku tak butuh pandangan rendahmu, hanya karena pengetahuan agamaku yang tak setinggi ilmumu.
Aku butuh teman, rekan dalam perjalanan dalam menuju surga-Nya.
Aku tak sempurna. Pun belum layak dikatakan seorang bidadari surga.
Aku hanya ingin dicintai karena aku memiliki potensi untuk bisa berkembang bersamamu, bukan karena kecantikan fisik yang nomer satu.
Karena bersamamu nanti, aku akan tumbuh, berjalan beriringan, bukan saling berjauhan...